Sunday, May 31, 2009

Jurus Bulan Ini : Pukulan Pattekang (Kuntao)

Mungkin agak tepat kalo saya mengatakan bahwa bulan ini adalah bulannya patahan siku dalam kehidupan beladiri saya. Dg. Sitaba, Guru Kuntao kami bermurah hati utk menunjukkan dan mengajarkan kepada kami berbagai cara untuk mematahkan siku sekaligus beberapa teknik beladiri praktis yang juga diakhiri dengan mematahkan siku. Tapi berhubung teknik ini agak susah dijelaskan secara tulisan, maka pada bulan ini kami akan menjelaskan sedikit tentang Pukulan Pattekang yang kami ambil dari beladiri Kuntao (walaupun kata Pattekang sendiri berasal dari Bahasa Makassar) .

Nama Lain Pukulan Pattekang
Pukulan Pattekang juga pernah kami pelajari dari beladiri Silat Kantobing dengan nama Pukulan Bandolan dan juga dari Kungfu dengan nama Bian Quan (pukulan pecut).

Cara melakukan
Dari fighting stance badan agak menyamping lalu pukulan dengan menggunakan punggung tangan kiri dilontarkan dari arah kanan.

Aplikasi.
Guru kami (Dg.Sitaba) pernah memberi petunjuk bahwa pukulan Pattekang sangat efektif digunakan sebagai serangan pembuka (tapi yang perlu diingat!!! Bukan sifat ksatria mencari masalah lalu memulai perkelahian).
Dan dari pengalaman pribadi (dari jurus kombinasi yang kami pelajari dari Beladiri satuan keamanan dari Asia Timur) jurus ini juga terbukti untuk mengacak-acak pertahanan lawan sehingga memungkinkan bagi kita untuk melakukan serangan lanjutan untuk menyudahi pertarungan.

Mudah-mudahan bermanfaat..

Artikel Bulan Ini: Women's Self Defense

Sumber : Fight Authority

Can Anyone Defend Themselves? Of course the answer is "Yes", but each person has different circumstances. A 300-pound football player is going to have a different skill set than a 130-pound mother of two.

The biggest misconception in the martial arts is that a technique or a strategy will work the same for everybody, every time. Unfortunately, most martial arts preach this notion. They teach the same thing to everyone with little thought as to the capability of the student. Instructors have been trying to fit the square peg in the round hole for as long as I can remember.

For example, the other day, I received a call a woman who has a 3-year-old child and was expecting another. Naturally, she was concerned about her safety a pregnant woman with children is an easy mark. Well, this woman thought she would have no problem using empty hand techniques to fend off would-be assailants. She was convinced that she could “Jackie Chan” a slew of muggers, rapists and thieves with one child in her arms and another strapped to her back!

After a few moments I told her that was all well and good, but before she unleashes her drunken monkey kung fu, she should probably take a few steps to prepare her self a lot better by decreasing her exposure. And if it came down to a physical threat, there are a few things she can do to put the odds back in her favor and increase her chances of survival.

Remember there are 3 things all criminals don’t want to happen:

Get Arrested
Get Identified
Get Injured
Keeping this in mind, the first thing I told her was the life she used to enjoy has now changed. A woman, preoccupied with the safety and care of two children, let alone one child, is a prime target for the skels who earn their living preying on the weak and the helpless. She should only go to very public, very safe places that are mother and child friendly. The days of going to malls in the evening or quickly running into the Laundromat leaving the kids in the car are over.

Another step to ensure your family’s safety is to schedule a day to run errands childfree. Or choose services that offer delivery. Now if you can’t afford certain things, well you need to do with out or get your imagination working to come up with a better solution.

Now if you are going out, you have to have a few simple items handy. They are ranked in importance form the perspective of escape and avoidance. This list considers range, commitment and lethal effects.

Personal Alarm (Training Minimal)
Pepper Spray (Training Minimal)
Edged Weapons (Training Moderate to Heavy)
Impact Weapons (Training Moderate to Heavy)
Empty Hand (Training Heavy)
*Note Firearm has been deliberately left off the list.

Both the pepper spray and personal alarm are used to cause a distraction without getting tangled up in your opponent. A hesitation in your assailant’s assault will allow you the opportunity to escape and get to safety.

Next come edged weapons (Push Daggers and Knives with Finger-Holes). They require a lot less power and are a lot more effective than impact weapons. The push daggers and finger-hole knives give you two advantages: a specific way to grab it and are extremely difficult to drop. And in the course of a fight for your life, the less you need to think about, the better. The downside of course is the close proximity you need to be to use the weapon.

Then come impact weapons. They multiply the force you can exert, but they still require more strength, power and body weight.

And of course, empty hand techniques.
Remember, technology will ALWAYS trump hand to hand methods. ALL HAND-TO-HAND is a tactical last resort.

However training in empty hand techniques should be pursued vigorously. There is a great chance you will be taken by surprise and have to use hand to hand in order to get to your weapons.

Plus, it gives you something to fall back on in worst-case scenarios. It also gives you confidence and it awakens the part of you that doesn’t think tactically and defensively.

So all self-defense comes down to more than just techniques. It encompasses the key elements of Awareness, Strategy, Planning and Training.

Predators are banking on the fact you will play the odds and not do any of these.

And all you have to do is be in the wrong place at the wrong time. All you need is one meeting to go late, one thing in your routine to be disrupted and that once busy parking lock is now a barren wasteland. And there you are SOL.

Training for reality is about training your mind to find whatever solution you need to survive.

And that starts well before the fight is imminent. The person who doesn’t prepare for the absolute worst and thinks they are going to get by with just “empty hand” methods is very ignorant, very lucky or very dead.

PS. If you think women are weak, go check out Dr. Ruthless

Wednesday, May 13, 2009

Pelajaran Terbesar dari JALAN PETARUNG

Bukan 5 ways of attack, Bukan pula When in Doubt pelajaran terbesar yang saya dapatkan dari Universitas JALAN PETARUNG. Tapi yang saya anggap pelajaran terbesar yang saya dapatkan dari blog sifu Ery adalah Seni Kerendahan Hati “Cross Training”.



Dengan pelajaran cross training (berlatih lintas seni beladiri) dari JALAN PETARUNG ini, ‘adi yang dulunya hanya belajar (bahkan cenderung fanatik) beladiri Kuntao dan Silat Kantobing akhirnya mau membuka mata dan mengencangkan sabuk untuk mempelajari aliran beladiri lain (JKD, Vale tudo, Krav maga, TKD, Dumog, dll). Walaupun kebanyakan dari beladiri tersebut saya pelajari secara otodidak melalui CD instruksional, dan internet (dan kebanyakannya hanya mempelajari beberapa gerakan saja) saya sudah cukup bangga dan senang karena dengan melakukan Cross training berarti (insya Alloh) saya sudah terbebas dari belenggu fanatik buta kepada suatu aliran beladiri tertentu dan menganggap remeh aliran lain..


Sudahkan anda melakukan Cross Training??


NB : Artikel ini saya dedikasikan untuk ”guru” sekaligus teman kami, Sifu Ery Nugroho

Saturday, May 2, 2009

Bagaimana menangani gigi yang copot???

Gigi adalah salah satu dari sekian banyak nikmat yang dianugerahkan oleh Alloh kepada hamba-hambaNya. Dengan nikmat berupa gigi kita bisa mengunyah makanan, menggigit dalam situasi pembelaan diri, dll. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian orang menganggap bahwa kehilangan/copot gigi merupakan sebuah musibah, karena dengan copotnya gigi mungkin bisa mempengaruhi proses pengolahan makanan ketika mengunyah bahkan bisa mengurangi keindahan penampilan wajah. Oleh karena itu, pada kali ini kami akan membawakan penjelasan dari drg. Eka Irwansyah SpOrt yang kami kutip dari Tribun Timur tentang bagaimana cara mengatasi gigi yang copot mudah-mudahan bermanfaat bagi kita terutama bagi para pecinta beladiri yang sering mengalami benturan (pukulan dan tendangan) sehingga rentan untuk kehilangan gigi sebelum waktunya (masa tua).


Berikut penjelasan dari drg. Eka Irwansyah SpOrt:

Bukan lagi hal yang tak lazim bahwa seseorang mengalami kejadian yang tidak diinginkan, diantaranya gigi copot dengan tidak sengaja. Padahal kondisi, posisi dan fungsi gigi tersebut masih sangat bagus. Hal ini biasanya terjadi pada peristiwa kecelakaan lalu lintas, olahraga beladiri, terbentur pintu dll.

Orang yang mengalami masalah ini biasanya hanya bisa bersedih, pasrah, tidak tahu bahwa hal tersebut dapat diatasi bahkan oleh dirinya sendiri. Berikut ini, petunjuk singkat bagi seseorang dan keluarga yang mengalami kejadian gigi copot. Semoga dapat membantu dalam penanganan diri oleh yang bersangkutan dimanapun berada atau siapapun yang berada didekatnya.

Empat hal utama yang perlu diperhatikan dan dilakukan ketika anda mengalami gigi copot tidak sengaja, yaitu:

1. Segera bilas dengan air bersih.

2. Jangan menggosok giginya, biarkan jaringan gusi tetap menempel pada gigi tersebut.

3. Jangan menghilangkan bekuan darah dari gigi tersebut, kecuali jika gigi benar-benar kotor.

4. Tempatkan kembali gigi tersebut ke dalam lubang sesuai posisi semula.

Namun jika anda tidak dapat melakukannyasendiri, minta bantuan keluarga atau teman yang berada di sekitar anda. Jika tak seorang pundapat melakukannya di sekitar anda, tempatkan saja gigi tersebut di bawah lidah atau simpan di dalam handuk atau sapu tangan yang bersih. Segera hubungi dokter gigi.

Jika anda segera dapat ditangani oleh dokter gigi sebelum 30 menit sejak gigi tersebut copot, anda mempunyai 90 persen kemungkinan gigi bisa diselamatkan. Tapi jika ditangani sampai 90 menit, kemungkinan hanya 43 persen. Kemungkinan lebih kecil yaitu hanya 7 persen jika ditangani setelah 90 menit.

Para dokter gigi yang menangani anda akan menempatkan gigi tersebut pada lubang semula. Melakukan fiksasi (pengikatan) ke gigi tetangga agar gigi yang copot, relatif diam sehingga penyembuhan dapat lebih bisa diharapkan.

Fiksasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengikatan dengan kawat halus (wiring), pengikatan dengan perlekatan bahan tambalan ke gigi tetangga dan fiksasi secara ortodontik dengan pemasangan behel pada beberapa gigi tetangga gigi yang copot.