Monday, December 24, 2012

Pendekar, Penjaga Toilet dan Segepok Uang Recehan

Bismillah.
Assalaamu 'alaikum, sidang pembaca sekalian yg mdh2an senantiasa sehat dan menebar manfaat. Di sore yg sejuk ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman yg saya alami siang tadi, mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawan sekalian.

Siang tadi, saya berkesempatan untuk jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan di jantung kota makassar, bukan sekedar jalan-jalan kosong atau cuci mata (saya heran juga kenapa jalan-jalan di Mall atau supermarket diistilahkan orang dengan cuci mata? Padahal dari pengalaman setiap ke Mall yang ada kita malah mengotori mata dan hati kita dengan memandang banyak perkara yang tidak layak untuk kita pandang) tapi tujuan awal saya untuk mengambil salah satu "senjata" saya yang sudah lama saya "parkir" di pusat perbelanjaan tersebut. Bukan AK-47 atau gurka's kukri, yang saya maksud "senjata" adalah Blackberry saya yang beberapa bulan lalu "diuji" ketahanannya oleh Nabilah (sang buah hati) dengan di celup ke gelas yang berisi air, jadilah Blackberry -hadiah dari adikku arif- tersebut harus berhenti sementara dari "tugas mulianya", menghasilkan uang dan menjadi "senjata" bagiku dalam menebar dakwah dan kebaikan.

Karena ketika sampai disana sudah masuk waktu Zhuhur, maka sebagai muslim sayapun berniat (dan beraksi) untuk ke musholla yang disediakan di Mall tersebut. Sebelum ke musholla saya singgah terlebih dulu ke toilet untuk membuang hajat (agar tidak mengganggu kekhusyuan ketika beribadah kepada Sang Pencipta Alam Semesta).

 Ketika di toilet saya menyodorkan uang 5 ribuan kepada si penjaga toilet, si penjaga toilet enggan menerima sodoran uang tersebut dan malah meminta uang pas, dengan dalih enggak ada uang kembalian, yang ada cuman uang recehan (yang mungkin kebanyakan orang, tidak rela ketika uang besarnya ditukar dengan uang recehan). Tidak berselang beberapa lama sayapun mengambil segepok uang recehan dari si penjaga toilet, dari pada repot kesana kemari yang malah berpotensi mengakibatkan saya telat sholat Zhuhur. Sekitar 2 detik setelah saya menerima segepok recehan tersebut, si penjaga toilet tersebut berkata kepada temannya (yang dari dialognyalah akhirnya saya tergerak untuk kembali memposting artikel di blog ini) yg kurang lebih ucapannya: orang ini baik, dia tidak protes (atau marah) ketika diberi kembalian dengan uang recehan.
Saya tidak menyangka tindakan saya tidak memprotes ketika diberi kembalian dengan uang recehan (yang bagi saya, saya anggap sebagai suatu perkara yang biasa saja) ternyata dianggap sebagai bentuk kebaikan, dianggap sebagai bentuk keramah tamahan oleh si  penjaga toilet.

Oleh karena itu, melalui tulisan saya kali ini, saya mengajak kepada seluruh makhluk yang Alloh gerakkan hatinya untuk membaca tulisan saya sampai paragraf ini -mudah2an Alloh memberkahi kalian- hendaknya kalian senantiasa menyikapi keadaan apapun dalam kehidupan kalian dengan sifat positif, dengan sifat keramah-tamahan (yg notabene ini merupakan ciri orang Indonesia sebagaimana yang dijelaskan oleh guru2 kalian ketika kalian masih mengenakan seragam putih-merah, bahkan ramah-tamah adalah ciri dari umat Islam), hendaknya kalian menyikapi hal apapun yang terjadi dalam keseharian kalian dengan akhlaq yang mulia, sikap yang terbaik, dengan sikap yang kalian harapkan bisa menjadi pemberat timbangan kalian di akhirat kelak, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Alloh Yang Maha Perkasa. Karena sebuah perbuatan kadang bagi kita adalah perkara yang kita anggap biasa-biasa saja, ternyata perbuatan tersebut sangat berkesan di hati orang lain, yang mungkin saja dari kesan yang timbul di hatinya bisa jadi lisannya tergerak untuk mendo'akan kebaikan bagi kita dan keluarga kita. Dari kisah ini hendaknya kita mencerna ulang wejangan dan nasehat dari sebaik-baik manusia yang Alloh ciptakan, Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam (yang maknanya): Janganlah kalian menganggap remeh sebuah kebaikan, sekecil apapun, walaupun hanya bertemu dengan saudara kalian dengan wajah yang berseri-seri.

Mudah-mudahan tulisan yang ringkas ini bisa menjadi inspirasi bagi sidang pembaca sekalian.Dan bisa menjadi sebab keberkahan bagi kita, dimana saja kita berada. Amiin