Monday, December 19, 2011

Stick Defense: Baton dan Pertimbangannya dalam Self Defense


Salam pendekar!


Kasus penggunaan tongkat/ baton/ stick pendek dalam keadaan nyata belum lama ini sempet terdokumentasikan oleh kantor berita AP dimana pada bulan April lalu, seorang gadis yang berusia 17 tahun hampir menjadi korban perampokan saat berjalan pulang seusai latihan marching band.

Hanya dengan bermodalkan insting "survival" dan gerakan-gerakan motorik kasar yang agresif, ia berhasil menetralisir kedua pria yang merampoknya dengan menggunakan baton marching bandnya sehingga memberikan peluang untuk lari dan meminta bantuan warga sekitar.

Efektifitas Baton

Sebagai senjata improvisasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai "improvised weapons" tongkat pendek atau baton mempunyai fungsi yang baik dan efektif sebagai impact weapon, force multiplier, distance controlling, control and restrain aid, and knife disarming.

Bukan tanpa alasan pihak kepolisan, penegak keamanan maupun satuan security sering kali membawa baton sebagai tools untuk mendukung tugas mereka sehari-hari.

Dari sekian tipe dan jenis baton adapun beberapa jenis yang saya rekomendasikan, selain memiliki kegunaan taktis yang baik, design baton juga cukup praktis dan kuat untuk digunakan atau dibawa dalam keadaan sehari-hari (although untuk yang satu ini ada baiknya anda berkonsultasi dahulu mengenai legalitas nya sesuai dengan yurisdiksi masing-masing).

No one size fits all rule

Penting untuk di ingat bahwa karena bedanya ukuran, besar, dan preferensi masing-masing individu; ukuran baton yang ideal bagi setiap orang relatif berbeda. Jadi hindari approach:
One size fits all, seperti baton kayu atau karet sintetis yang di wajibkan setiap anggota LAPD di sekitar tahun 60 - 80 an yang juga sering digunakan juga oleh satuan keamanan lokal.

Variasi ukuran yang available setahu saya ada dari ukuran 16"-31"namun untuk tactical purpose atau maksud taktis adapun ukuran yang di rekomen yaitu 19" - 22"

Pemilihan baton

Dalam memilih baton, pengalaman saya pribadi proses pemilihan baton juga mirip dengan pemilihan senpi laras pendek atau pisau untuk pertahanan diri sehingga adapun beberapa pertanyaan atau faktor yang perlu dipertimbangkan seperti:

Hitting power
Multiple strike capacity
Quick retract
Weight
Size
Maintenance
Concealed carry

Jawaban-jawaban di atas umumnya adalah jawaban dari perspektif pribadi sehingga lagi-lagi setiap individu pasti akan berbeda jawaban nya, although as a general rule the answers must revolve around (STATES):

Carrier's size, training, assignment, experience and strength.

Khusus untuk individu yang badan nya kecil atau untuk wanita saya lebih merekomendasikan baton dengan ukuran yang pendek, namun tetap dalam range 19" untuk memberi distancing yang baik jika memang harus digunakan dalam keadaan taktis.

The Three Kings

Dari sekian banyaknya baton, pilihan saya sejauh ini jatuh ke tiga tipe yang menurut saya secara kualitas mereka bisa diandalkan dan cukup tahan banting yaitu:

- American Security Procedures
- MLP Inc
- dan terakhir PeaceKeeper RCB atau (Rapid Containment Baton); khusus untuk yang satu ini menurut saya stopping powernya sangat baik namun dibandingkan dengan yang lain berat baton ini sedikit atau relatif lebih berat. Sehingga untuk individu yang badannya kecil, mungkin tidak akan begitu menyukai tipe ini, walaupun striking powernya lagi-lagi cukup menghentak!


Summary

Sebagai defensive tools dalam konteks pertahanan diri, penggunaan baton mempunyai fungsi yang apabila didukung dengan training yang baik sangat mendukung efektifitas dalam menangkal serangan atau menetralisir lawan.

Namun perlu di ingat bahwa at the end of the day, baton hanyalah tools dan prinsip carrier skill dan mentalitas; adalah lebih penting dibandingkan rasa ketergantungan atau dependancy ke satu tool yang dalam keadaan dinamis sering kali tidak bisa berjalan smooth layaknya saat latihan.

Be safe

Artikel ini saya copy (dan sebelumx sy sdh minta izin) dari blog Mas Joe Ueno, mdh2an bermanfaat

Article of the month: Tapping Technique

There's some quotes about Tapping in BJJ such as:

"Tap or Nap"

"Tap or Snap"


The normal way you signal a submission is being submitted in Brazilian Jiu-Jitsu is to tap your opponent three times or more.

The important thing that you have to note down about tapping is:

  • When you tap, make sure you do it hard enough to any of your partner body, so your partner can feel it (this is more recommended);
  • Or tap yourself or the mat where they can see and/or hear it;
  • Or verbally tap by saying “Tap!”;
  • Or loudly tap the mat with your foot so they can hear it.

Likewise, the person who applying the techniques, be aware of your training partner tapping and stop whatever you are doing when he does so. Do ALLOW your training partner to tap when you're applying submission.

I'm bolding the "allow" word because most of the time, there's a monster that called EGO blocking your mind to do more safe training.

Why?

Because it's hard to find a good training partner to develop your techniques, so take care your training partner.

Tapping is just part of training and there is no shame in it. Don’t worry about winning or losing. Just try the techniques you’ve learned to the best of your ability and tap when you need to, ideally far before it hurts. So you can still training BJJ in the next class.

By:

Budi Wibowo

Synergy Brazilian Jiu-Jitsu

Friday, December 9, 2011

Untukmu Para Polisi


Lagi2 dpt info bermanfaat dari status Michael Jen, karna besarx manfaat video ini maka sy masukkan ke blog saya, mdh2an bermanfaat utk bapak2 polisi, penjaga keamanan lainxadan masyarakat pd umumx.

Knapa sy khususkan judulx utk para polisi?
Selain karna di video ini yg jadi contoh kasus adalah para polisi, juga sebagai rasa trima kasih sy kpd Bapak2 Polisi yg senantiasa mengatur lalu lintas shingga kemacetan dapat dihindari, pengemudi ugal-ugalan pun takut utk berbuat semaux, yg salah satu sebabx adalah adax Bapak2 dari kepolisian yg bertugas utk mengatur lalu lintas.
Juga sbg rasa terima kasih sy atas kerja keras polisi, memberikan rasa aman kpd kita dlm bentuk pemberantasan para teroris khawarij. Tidak dairagukan lagi, bahwa berkurangx terorisme di Indonesia adalah salah satu bentuk keutamaan dari Alloh, kemudian atas jasa2 dan usaha dari Pihak Kepolisian.

Jadi, mdh2an video ini bisa bermanfaat bagi para polisi dan masyarakat pd umumnya..

Klik link berikut: Don't underestimate the knife

Di akhir artikel ini sy juga menghaturkan banyak terima kasih kpd guru saya bpk Ucok Nasution (beliau juga adalah salah seorang aaparat kepolisian), atas keutamaan dari Alloh, kemudian bimbingan beliaulah sehingga saya berkembang pesat dlm latihan beladiri saya :)

Mugger Beatdown

Awalx artikel ini sy dpt linkx dari seorg "teman" saya di facebook. Beliau adalah salah satu BJJ black belt yg pernah berkunjung ke Indonesia, Michael Jen.

Karena menarik maka artikel ini sy masukkan ke blog sy dahsyat ini :)
Semoga artikel ini bisa menjadi "bahan bakar" kita utk semakin rajin berlatih..

Mugger picks wrong victim: MMA fighter

“Justin” is 6 feet 2, 250 pounds, with a build that looks like it could split open a suit jacket during a particularly violent sneeze.

But the mixed martial arts expert from Des Plaines insists it was his “training,” not brawn, that allowed him to wrench a loaded pistol from the hand of an alleged mugger who had the weapon pointed at his chest Friday night on the Southwest Side.

“I don’t feel like a hero,” said Justin, who did not want his last name used. “Training matters. If you’re well trained, you have a chance to survive.”

Anthony Miranda’s bruised and battered face — and Justin’s unblemished, chiseled one — leaves no doubt about who came out the victor in the encounter.

On Sunday, Miranda, a 24-year-old convicted felon, was ordered held on $350,000 bond, following a hearing at the 26th and California courthouse. He is charged with armed robbery and aggravated discharge of a firearm in the alleged attack. Police say Miranda shot his own ankle during the struggle with the gun.

Justin, who says he hails from Romania, was happy to talk about the encounter, which he said happened around 11:30 p.m. while he was waiting in his parked car for a buddy to arrive. Justin made it clear there would no photographs taken during this interview — not even one that showed only his torso.

Justin said Miranda originally approached him and asked if he could have a light for a cigarette. Justin replied that he does not smoke. That’s when Miranda pulled out a gun and shoved it against the side of his head, Justin said.

“He asked me for my wallet, for my phone and my keys,” Justin explained. “I told him I don’t have a wallet, I only have cash. He cursed me — like ‘m-----f-----.’”

Justin said he handed over the $30 in cash he had stuffed in a his car’s cup holder, but Miranda was not satisfied, Justin said.

“At that moment, he backs up the gun and he racks it,” Justin recalled. “The gun jammed. He racked it a second time. He ejected the bullet on the ground. He went down and grabbed the bullet and said, ‘Look, m-----f-----, it’s a hollow point. I’ll blow your brains out.’”

That’s when Miranda ordered him out of the car, Justin said.

Justin said he looked at the man facing him, pistol pointing at his chest, and was pretty certain he was about to take a bullet.

“I wasn’t scared because I’m trained,” Justin explained.

Justin then demonstrated to a reporter the sudden, rather effective maneuver that disarmed his attacker.

“The round went off,” Justin continued. “I put him down to the ground. He was fighting. He didn’t want to give up.”

But at the same time, Justin said: “He was begging me to let him go. He said he has a baby.”

Justin then kept his attacker collared until police arrived.

Asked about his training, Justin offered only vague hints at his background: “Former military,” “high-risk training,” “Hostage rescue.”

He said he makes a living in a variety of ways: “Sometimes I do clubs. I do close protection.”