Sunday, December 22, 2013

Bawa Lawan ke Zona-mu!!

Alhamdulillah tadi siang setelah mengantarkan makanan ke rumah kakek saya menyempatkan diri untuk mengikuti latihan bersama sabeum Nasution dan beberapa orang muridnya (mereka praktisi Taekwondo). Menjelang berakhirnya latihan mereka menendang-nendang heavy bag dengan berbagai jenis tendangan putar dengan begitu indahnya. Saya yang selama beberapa tahun belakangan ini mempelajari beladiri yang mengandalkan tinju dan posisi bergumul kagum melihat tendangan mereka. Kalau dipaksa bertarung dengan mereka dan saya diam saja di jarak main mereka mungkin bisa babak belur saya dibuatnya hehehe. Tapi jika mereka masuk di area jarak dekat mungkin keuntungan ada di sisi saya. 

Pelajaran singkat yang bisa saya ambil adalah:
1. Pentingnya menguasai beberapa jarak pertarungan (jarak tendang, pukul, clinch dan ground fighting). Karena tidak selamanya kita bisa memaksakan pertarungan di zona yang kita kuasai. Telah sering berlalu dalam pertandingan tarung bebas internasional, seorang grappler jempolan kesulitan ketika dia tidak bisa membawa pertarungan ke matras karena lawannya memiliki takedown defense yang bagus. Dan juga bagaimana seorang striker, kick boxer ulung menjadi panik dan tidak bisa kelabakan ketika ditindih oleh lawannya ketika terjadi ground fighting.
2. Kalaupun kita tidak bisa menguasai seluruh jarak pertarungan, maka pelajarilah teknik yang bisa memaksa lawan berada di zona-mu. Bagi grappler seperti saya wajib hukumnya mempelajari dan melatih berulang-ulang how to close the distance, cara masuk ke jarak clinch untuk memudahkan membanting lawan. Pelajari teknik-teknik gulat, cara membanting lawan, menjatuhkan lawan. Sedangkan bagi kick boxer mereka juga wajib mempelajari teknik-teknik dari gulat untuk menjegah bantingan lawan, seperti sprawl dll. Disini bisa kita ambil pelajaran tentang pentingnya mempelajari gulat, wrestling, karena dengan ilmu gulat kita bisa memaksa lawan berada dalam zona nyaman kita. Tidak heran jika dari dulu sampai sekarang para pegulat begitu mendominasi dalam berbagai kejuaraan beladiri campuran. Saya punya satu cita-cita yang belum sempat saya raih sampai sekarang, berlatih olahraga gulat, bukan submission wrestling yang saya tekuni sekarang. Siapa tau ada teman-teman yang mengetahui sasana latihan gulat di makassar, tolong ditulis di kolom komentar ya..

Mungkin itu dulu beberapa pelajaran yang bisa kami sajikan malam ini, insya Alloh kami akan lanjutkan di lain waktu..

Tuesday, December 17, 2013

Makan itu Jurus!!


Bismillah. Tak terasa si bayi 'Abdulloh anak kedua-ku telah berusia tiga bulan (kurang satu hari) dan Alhamdulillah sampai sekarang mama-nya masih konsisten untuk memberinya ASI ekslusif, minuman ajaib penuh manfaat, bahkan manfaatnya mengalahkan susu pabrikan yang berharga ratusan ribu per kaleng. Konon kabarnya, bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif daya tahan tubuhnya lebih kuat dari bayi yang mengkonsumsi susu kalengan, demikian pula sistem pencernaannya, bayi ASI ekslusif sistem pencernaannya melebihi bayi susu formula. 

Tapi namanya juga bayi, sebagus apapun pencernaannya belum cocok untuk mengkonsumsi makanan padat, bubur pun belum bisa. Terlalu terburu-buru mencekoki anak dengan makanan sebergizi apapun makanan tersebut, bisa menyebabkan rusaknya pencernaan anak. Belum cocok gitu loooh.. Sama halnya dalam belajar beladiri, harus bertahap, perlahan-lahan, mulai dari dasar. Dalam perjalanan beladiri saya, sewaktu masih latihan sampai kini saat sudah melatih -Alhamdulillah- pelajaran disajikan secara bertahap. Mulai dari kuda-kuda alias fighting stance, cara melangkah, menahan serangan dan seterusnya.  

Sama seperti pencernaan bayi yang akan rusak kalau langsung disajikan makanan berat, orang yang baru belajar beladiri-pun akan gagal jika di awal-awal kali belajar langsung disajikan pelajaran yang berat-berat. Royce gracie mungkin tidak akan sejago sekarang jika di awal latihan BJJ-nya langsung dipaksa belajar flying armbar.  

Tapi yang disayangkan, sebagian guru yang mungkin kita alami atau kita dengar cerita-nya dari sebagian praktisi terlalu terburu-buru dalam mengajarkan muridnya, ingin cepat melihat hasilnya. Boro-boro mau melihat hasilnya, malah yang ada bisa menjatuhkan muridnya ke dalam bahaya. Orang-orang yang mungkin cara melangkahnya saja belum beres, jarak tembaknya masih kacau sudah diajari macam-macam, cara menghadapi penyerang yang menggunakan senjata tajamlah, cara merebut golok-lah, cara menghadapi keroyokan-lah dan banyak lagi hal-hal yang tidak cocok untuk pemula. Bisa dibayangkan seorang murid yang overpede, baru sebulan, dua bulan belajar beladiri, tiba-tiba harus menghadapi preman yang bersenjata tajam. Kira-kira apa yang terjadi?? Apakah sang guru mau menanggung biaya rumah sakit muridnya yang overpede tersebut?? Kira-kira berani nggak dia menemui orang tua muridnya untuk menjelaskan kesalahan metodenya dalam mengajar?? Pelan-pelanlah, woles aja.. Insya Alloh seiring dengan perguliran waktu dan latihan yang konsisten, engkau akan melihat hasil dari pelatihanmu. Tapi ingat, semua ada tahapannya. Mudah-mudahan bermanfaat..

Sunday, December 15, 2013

Hanya karena HP??

Hanya karena HP??

Bismillah.
Hati bagai tersayat, kepala bagai kejatuhan atap dan berbagai macam konspirasi hati yang lain mungkin menimpa saya jika mengalami kejadian seperti yang dialami teman lama saya. Setelah sekian lama tak sempat saling curhat dan bertukar cerita, hari itu seorang kawan lama menceritakan kejadian yang baru saja dia alami di tempat dia mengabdi sebagai guru. Murid-murid yang sudah sekian lama dia bina, ditunjukkan berbagai jalan kebaikan, diperingatkan dari berbagai hal yang mengundang kemurkaan Alloh, tiba-tiba berubah menjadi beringas, brutal ketika merasa "kesenangan" mereka direnggut.

Semua orang yang berakal sehat pastilah mengetahui besarnya dampak buruk handphone jika berada di tangan anak-anak yang belum matang pola berpikirnya. Pacaran via telpon, SMS-an dengan lawan jenis, menonton berbagai macam tontonan yang mengundang murka Alloh, mendengarkan lantunan seruling syaithon "musik" adalah segelintir perkara yang memaksa kawan saya tersebut dan beberapa tenaga pengajar lainnya menyimpan HP yang dikuasai oleh murid-murid. Bukan untuk menyiksa batin para murid, bukan untuk menghalangi mereka bersilaturrahmi dengan orang tuanya, tapi saya yakin bahwa niat kawan saya tersebut dan beberapa tenaga pengajar lainnya menyita telepon genggam dari para siswa adalah dalam rangka menjaga akhlaq mereka dari berbagai macam penyimpangan, memagari mereka dari berbagai hal yang dapat menjatuhkan para murid tersebut kedalam jurang kebinasaan dan lembah-lembah penyesalan.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, segelintir murid senior -yang harusnya menjadi teladan bagi para juniornya- berontak, mereka melawan bagai orang kesetanan. Walaupun ketika handphone mereka disita mereka tidak melakukan perlawanan fisik, dinding-dinding asrama siswa menjadi saksi bisu kebrutalan anak-anak kurang ajar tersebut. Lubang bekas hantaman di dinding tripleks mungkin bisa diperbaiki dengan ongkos yang tidak seberapa, tapi luka di hati seorang guru entah kapan akan kering?? 

Air susu dibalas air tuba, perjuangan para guru yang ingin melihat siswanya menjadi orang yang bahagia di dunia dan di akhirat dibalas dengan berbagai umpatan, cacian, tatapan sinis dan berbagai perbuatan tidak menyenangkan lainnya. Entah bagaimana perasaan teman saya dan rekan-rekannya, saya hanya bisa berdo'a agar Alloh menganugerahkan kepada mereka kesabaran dan memberkahi usaha mereka, serta memberi hidayah kepada para siswa agar bisa menjadi pribadi penebar manfaat, menjadi sebab tersebarnya keberkahan di bumi manapun yang mereka pijak. Amiin..

Di awal-awal perjalanan saya berkecimpung di dunia beladiri, mungkin saya agak heran dengan pernyataan salah seorang guru kun tao saya yang mengatakan bahwa tidak semua ilmu dan jurus yang seorang guru miliki akan dia ajarkan kepada muridnya. Paranoid, mungkin itulah cap saya kepada para guru yang masih berpikiran seperti itu. Tapi setelah mendengar kisah dari teman saya di awal tulisan ini, saya baru sadar mungkin itulah sebabnya para guru-guru silat dan beladiri lainnya lebih memilih membawa sebagian jurusnya ke liang lahat dibanding mewariskannya kepada orang yang tidak berhak.

Diakhir tulisan ini saya menasehatkan bagi diri saya pribadi dan semua orang yang belajar beladiri dan berbagai bidang ilmu lainnya, hormati guru-mu, hargai jasa-jasa mereka, berakhlaq-lah kepada mereka akhlaq yang baik. Mudah-mudahan dengan sebab tersebut, pintu-pintu kebaikan akan terbuka bagi kalian..


Saturday, December 14, 2013

Pelajaran Penting dari Cedera

Bismillah.
Tak terasa sudah hampir sepekan saya menepi dari aktivitas latihan fisik berhubung ankle saya masih cedera. Mungkin karena salah dalam melakukan gerakan dalam latihan fisik hari senin yang lalu sampai sekarang saya masih ragu untuk melanjutkan program latihan saya, takutnya kalau dipaksakan cederanya malah bertambah parah dan makin menambah panjang jadwal istirahat saya. 

Memang tidak salah peringatan yang dikedepankan oleh developer aplikasi latihan yang saya jalani sekarang, mereka menasehatkan agar sebelum memulai aktifitas latihan hendaknya kita mempelajari gerakan yang akan kita latih dengan seksama. Kadang detail dari gerakan yang kita anggap sepele bisa menyebabkan cedera pada bagian tubuh kita saat latihan. Hal yang sama berlaku dari orang yang latihan beladiri hanya bermodal menonton video instruksional, karena tidak ada pelatih yang langsung mengawasi proses latihan, kesalahan-kesalahan kecil dalam detail yang terus menerus kita ulang sehingga menjadi reflek kita bisa berakibat fatal ketika diaplikasikan dalam pertarungan jalanan. Contohnya ketika mengeksekusi americana shoulder lock dari posisi mount, bagian lengan lawan yang hendaknya kita pegang adalah pada posisi pergelangannya. Ini dimaksudkan untuk menghambat mobilitas lawan yang mencoba untuk berontak melepaskan diri, tapi ketika pegangan kita bergeser beberapa inchi saja, apakah bergesernya ke arah atas sehingga yang kita pegang adalah telapak tangannya atau bergesernya beberapa inchi ke bawah sehingga kita memegang lengan atasnya, kedua posisi yang salah ini bisa memberi dampak yang besar dalam pertarungan. Apakah kita harus mengeluarkan tenaga ekstra karena harus bekerja keras menahan tangan lawan atau lawan menjadi lebih mudah untuk melepaskan diri hanya karena posisi tangan kita yang bergeser beberapa inchi dari tempat yang seharusnya.. Ingat hanya be-be-ra-pa inchi, bisa memberi dampak yang besar dalam pertarungan.

Oleh karena itu, saya menasehatkan kepada diri saya pribadi dan kepada sidang pembaca seluruhnya, dalam bidang apapun yang anda jalani anda perlu memiliki pelatih, guru, mentor yang berkompeten yang bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan yang anda lakukan. Baik dalam bidang beladiri, fitness, bisnis, apalagi dalam masalah agama anda perlu bimbingan guru yang berkualitas untuk melejitkan kemampuan dan keahlian anda..

Mudah-mudahan bermanfaat..

Friday, December 6, 2013

Pelajaran Beladiri dari Nyamuk

Cara dahsyat membunuh nyamuk..

Mungkin hampir setiap dari kita sangat terusik dengan keberadaan binatang kecil bernama nyamuk, jangankan gigitannya, suara desingannya ketika hilir mudik di dekat telinga kita saja kadang dirasa sangat mengganggu. Mungkin karena banyaknya yang sebel dengan binatang ini maka beberapa perusahaan memanfaatkannya dengan membuat berbagai macam alat untuk membunuh atau sekedar mengusir nyamuk. Mulai dari obat anti nyamuk bakar, hingga yang sekarang naik daun adalah raket nyamuk listrik (yang kadang penggunaannya menjadi pertanyaan di benak sebagian orang: halal atau haram? Karena kadang membunuh nyamuk dengan raket listrik ini menyebabkan nyamuk sampai terbakar, yang notabene membunuh atau menyiksa dengan cara membakar adalah perkara yang diharamkan dalam syariat kita. Tetapi setelah menanyakan kepada beberapa orang ustadz, mereka menjawab bahwa membunuh nyamuk dengan menggunakan raket listrik adalah perkara yang dibolehkan, karena hal tersebut tidak digolongkan kedalam perbuatan membakar, dan salah seorang ustadz kami menyarankan bahwa ketika memukul nyamuk dengan raket listrik, jangan sampai mendiamkan nyamuknya di raket sampai terbakar. Wallohu a'lam). Dan inilah mungkin salah satu hikmah diciptakannya nyamuk oleh Alloh, yaitu terbukanya lapangan kerja yang sangat luaaaaas. Betapa banyak karyawan yang bekerja di perusahaan obat anti nyamuk, perusahaan pembuat raket nyamuk, minyak telon anti nyamuk dsb yang bisa menghidupi keluarganya lewat perantaraan gaji yang mereka dapatkan dari perusahaan tersebut. Sungguh besar hikmah Alloh pada setiap perbuatan-Nya..

Pada malam ini kami coba menulis satu hubungan antara trik membunuh nyamuk dengan salah satu teknik membela diri. Coba kita coba memukul nyamuk yang baru saja hinggap di badan kita, kira-kira berapa persen tingkat keberhasilannya? Sekarang bandingkan dengan nyamuk yang kita biarkan sejenak, kita tunggu sampai dia menancapkan alat pengisapnya di kulit kita. Begitu dia sudah mulai mengisap (sekejap saja, jangan kelamaan), lalu kita pukul. Coba bandingkan tingkat keberhasilannya dengan kasus pertama tadi. Menurut pengalaman saya, tingkat keberhasilan trik kedua lebih besar dari kasus pertama (memukul nyamuk yang belum menghisap darah kita). 

Dari contoh diatas kita bisa mengambil kesimpulan tentang pentingnya counter attack, menyerang balik ketika lawan sementara sedang menyerang. Yang sering sparring pasti pernah merasakan hal ini ketika melawan orang yang cukup ahli. Ketika dia dalam posisi bertahan, kita pasti akan sulit memasukkan serangan kita, entah dia hindari atau dia block, tangkis. Beda halnya ketika dia sedang menyerang dan kita balas serangannya ketika dia lagi keasyikan menyerang, pasti dia akan sulit mengantisipasi serangan balasan yang kita lancarkan. Contoh ketika lawan memukul kita dengan pukulan jab, kita mengelak sedikit (slip) ke sisi luar tubuhnya sambil melancarkan jab ke tubuhnya lalu disusul dengan pukulan overhand. Contoh lain ketika lawan melancarkan pukulan swing (pukulan yang mungkin 80% dipakai oleh preman dalam perkelahian), kita menunduk untuk menghindari pukulan tersebut sambil melakukan double leg takedown. Dan banyak lagi contoh kasus yang mungkin lebih mudah dipahami jika dilakukan dalam latihan..

Mudah-mudahan bermanfaat..

Monday, November 25, 2013

"Toloooong!!!"

Bismillahirrohmanirrohim..

Siang tadi, setelah melaksanakan sholat zhuhur di mushollah salah satu instansi pemerintahan. Saya mendengar seorang pegawai memberi "kuliah" kepada rekannya tentang ciri-ciri atasan dan pemimpin yang baik. Dia mengatakan bahwa bahwa diantara ciri pemimpin yang baik adalah menghargai bawahannya, tidak segan menggunakan kata "tolong" ketika menyuruh bawahannya. Mendapat kata "minta tolong" sebelum disuruh -kata pegawai itu- lebih dia senangi ketimbang di beri uang tapi disuruh dengan cara kurang sopan.

Kata "tolong" meskipun ringkas dan kelihatan sepele tapi ternyata memberikan pengaruh yang besar terhadap kejiwaan orang yang kita suruh atau kita perintah.
Saya beri satu contoh ya, misalnya kita sedang berjalan-jalan di dekat gang yang agak sunyi dan tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang menyeru kepada kita: Hei kamu, segera kesini!! Hadapi orang ini!! (Ceritanya bapak ini sedang digebuki oleh seorang preman).. Apa tindakan kita? Ya mungkin saja kita segera menolong karena kasihan, tapi mungkin juga tidak (ini bagi orang yang kurang perasaan iba dan kasih sayang dalam hatinya).. Bandingkan jika sang bapak yang digebuki tadi berteriak: "Toloooong!!" Kemungkinan besar kita sebagai senimanbeladiri akan segera bertindak menyelamatkan bapak tadi, atau paling tidak meminta bantuan lain untuk menolong bapak tersebut.
Dengan menggunakan kata "tolong" sebelum memberi perintah, orang yang kita mintai tolong akan merasa lebih dihargai dan dihormati sehingga dia pun akan melaksanakan apa yang kita perintahkan dengan perasaan lapang dan senang. Jadi, walaupun sepele jangan anggap remeh penggunaan kata yang satu ini..

Kalau artikel ini dirasa bermanfaat tolong di-share ya.. Hehe

Saturday, November 23, 2013

Beladiri dan Mata Sang Buah Hati

Tidak perlu mengadakan sensus dan tidak perlu mengundang lembaga survei, mungkin lebih dari  70% senimanbeladiri yang ada di planet bumi jika ditanya: Apa tujuannya belajar beladiri? Maka mereka akan menjawab, bahwa diantara tujuannya adalah untuk menjaga dan melindungi keluarganya..
Lalu kira-kira apa yang terbayang di benak anda, jika ada orang berlatih beladiri tapi malah membahayakan kesehatan anaknya, bahkan bisa membutakan mata anaknya sehingga menyebabkannya cacat seumur hidup dan tidak bisa lagi menikmati keindahan panorama dunia??
Ya, buta gara-gara bapak-nya lalai dalam latihan beladiri..
Kejadian mengerikan itu hampir saja menimpa saya ketika berlatih bersama beberapa teman sekitar sebulan yang lalu. Di akhir sesi latihan grappling di ruang tamu rumahku (saya memang kebanyakan berlatih di ruang tamu berhubung peserta yang aktif latihan jumlahnya bisa dihitung jari) saya mengajak seorang partner latihan saya untuk sparring, menguji pencapaian kami dalam latihan grappling beberapa bulan terakhir ini. Setelah beberapa menit berlalu, tiba-tiba anakku Nabilah (usia 3 tahun) berlari dari arah dalam rumah menuju ke ruang tamu dan menabrak kaki kawan saya. Nabilah lalu terjatuh ke depan sehingga menabrak sudut meja yang agak tajam. Sparring langsung saya hentikan, saya segera mengambil Nabilah yang meraung-raung kesakitan sambil memegang matanya. Segera saya panggil keluarga yang berprofesi sebagai perawat untuk melihat mata buah hatiku. Karena, tangisannya semakin menjadi-jadi saya lalu mengangkat anak seberat sekitar 20 kilo tersebut ke kamar mama-ku untuk diperiksa lebih lanjut (Alhamdulillah karna mama saya juga orang kesehatan). Setelah diperiksa beberapa saat barulah perasaan seperti kejatuhan atap tersebut hilang dari dada saya, Alhamdulillah tidak terjadi apa2 pada mata Nabilah sang anak yang lucu -sebagaimana dia pernah mendefinisikan tentang dirinya-. Setelah itu barulah saya kembali menemui teman-teman yang masih menunggu dengan cemas di tempat latihan.

Cukuplah kejadian yang mendebarkan ini menjadi pelajaran bagi saya untuk berhati-hati ketika latihan beladiri, bukan hanya teman latihan, orang di sekitar tempat latihanpun bisa terkena dampaknya jika kita sembrono dalam latihan. Usahakan daerah latihan kita steril dari anak-anak atau siapapun yang bisa terkena bahaya. Atau kalaupun tidak bisa dihindarkan (kebetulan anak saya Nabilah-pun memang sering ikut latihan bersama kami) maka hendaknya anak tersebut di jaga, di beri perhatian ekstra ketika kita melakukan gerakan yang berat untuk di kontrol contohnya ketika sparring (seperti kejadian di atas) atau ketika latihan beban yang menggunakan gerakan yang cenderung "liar" seperti ketika melakukan kettlebell swing (mungkin kita tidak bisa membayangkan besarnya kehancuran yang ditimbulkan ketika kita mengayun kettlebell seberat 16 kg dan anak kita tiba-tiba lewat di depan kita).

Mudah-mudahan pengalaman saya ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.. Barokallohu fiikum