Tuesday, December 17, 2013

Makan itu Jurus!!


Bismillah. Tak terasa si bayi 'Abdulloh anak kedua-ku telah berusia tiga bulan (kurang satu hari) dan Alhamdulillah sampai sekarang mama-nya masih konsisten untuk memberinya ASI ekslusif, minuman ajaib penuh manfaat, bahkan manfaatnya mengalahkan susu pabrikan yang berharga ratusan ribu per kaleng. Konon kabarnya, bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif daya tahan tubuhnya lebih kuat dari bayi yang mengkonsumsi susu kalengan, demikian pula sistem pencernaannya, bayi ASI ekslusif sistem pencernaannya melebihi bayi susu formula. 

Tapi namanya juga bayi, sebagus apapun pencernaannya belum cocok untuk mengkonsumsi makanan padat, bubur pun belum bisa. Terlalu terburu-buru mencekoki anak dengan makanan sebergizi apapun makanan tersebut, bisa menyebabkan rusaknya pencernaan anak. Belum cocok gitu loooh.. Sama halnya dalam belajar beladiri, harus bertahap, perlahan-lahan, mulai dari dasar. Dalam perjalanan beladiri saya, sewaktu masih latihan sampai kini saat sudah melatih -Alhamdulillah- pelajaran disajikan secara bertahap. Mulai dari kuda-kuda alias fighting stance, cara melangkah, menahan serangan dan seterusnya.  

Sama seperti pencernaan bayi yang akan rusak kalau langsung disajikan makanan berat, orang yang baru belajar beladiri-pun akan gagal jika di awal-awal kali belajar langsung disajikan pelajaran yang berat-berat. Royce gracie mungkin tidak akan sejago sekarang jika di awal latihan BJJ-nya langsung dipaksa belajar flying armbar.  

Tapi yang disayangkan, sebagian guru yang mungkin kita alami atau kita dengar cerita-nya dari sebagian praktisi terlalu terburu-buru dalam mengajarkan muridnya, ingin cepat melihat hasilnya. Boro-boro mau melihat hasilnya, malah yang ada bisa menjatuhkan muridnya ke dalam bahaya. Orang-orang yang mungkin cara melangkahnya saja belum beres, jarak tembaknya masih kacau sudah diajari macam-macam, cara menghadapi penyerang yang menggunakan senjata tajamlah, cara merebut golok-lah, cara menghadapi keroyokan-lah dan banyak lagi hal-hal yang tidak cocok untuk pemula. Bisa dibayangkan seorang murid yang overpede, baru sebulan, dua bulan belajar beladiri, tiba-tiba harus menghadapi preman yang bersenjata tajam. Kira-kira apa yang terjadi?? Apakah sang guru mau menanggung biaya rumah sakit muridnya yang overpede tersebut?? Kira-kira berani nggak dia menemui orang tua muridnya untuk menjelaskan kesalahan metodenya dalam mengajar?? Pelan-pelanlah, woles aja.. Insya Alloh seiring dengan perguliran waktu dan latihan yang konsisten, engkau akan melihat hasil dari pelatihanmu. Tapi ingat, semua ada tahapannya. Mudah-mudahan bermanfaat..

No comments: