Sunday, December 15, 2013

Hanya karena HP??

Hanya karena HP??

Bismillah.
Hati bagai tersayat, kepala bagai kejatuhan atap dan berbagai macam konspirasi hati yang lain mungkin menimpa saya jika mengalami kejadian seperti yang dialami teman lama saya. Setelah sekian lama tak sempat saling curhat dan bertukar cerita, hari itu seorang kawan lama menceritakan kejadian yang baru saja dia alami di tempat dia mengabdi sebagai guru. Murid-murid yang sudah sekian lama dia bina, ditunjukkan berbagai jalan kebaikan, diperingatkan dari berbagai hal yang mengundang kemurkaan Alloh, tiba-tiba berubah menjadi beringas, brutal ketika merasa "kesenangan" mereka direnggut.

Semua orang yang berakal sehat pastilah mengetahui besarnya dampak buruk handphone jika berada di tangan anak-anak yang belum matang pola berpikirnya. Pacaran via telpon, SMS-an dengan lawan jenis, menonton berbagai macam tontonan yang mengundang murka Alloh, mendengarkan lantunan seruling syaithon "musik" adalah segelintir perkara yang memaksa kawan saya tersebut dan beberapa tenaga pengajar lainnya menyimpan HP yang dikuasai oleh murid-murid. Bukan untuk menyiksa batin para murid, bukan untuk menghalangi mereka bersilaturrahmi dengan orang tuanya, tapi saya yakin bahwa niat kawan saya tersebut dan beberapa tenaga pengajar lainnya menyita telepon genggam dari para siswa adalah dalam rangka menjaga akhlaq mereka dari berbagai macam penyimpangan, memagari mereka dari berbagai hal yang dapat menjatuhkan para murid tersebut kedalam jurang kebinasaan dan lembah-lembah penyesalan.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, segelintir murid senior -yang harusnya menjadi teladan bagi para juniornya- berontak, mereka melawan bagai orang kesetanan. Walaupun ketika handphone mereka disita mereka tidak melakukan perlawanan fisik, dinding-dinding asrama siswa menjadi saksi bisu kebrutalan anak-anak kurang ajar tersebut. Lubang bekas hantaman di dinding tripleks mungkin bisa diperbaiki dengan ongkos yang tidak seberapa, tapi luka di hati seorang guru entah kapan akan kering?? 

Air susu dibalas air tuba, perjuangan para guru yang ingin melihat siswanya menjadi orang yang bahagia di dunia dan di akhirat dibalas dengan berbagai umpatan, cacian, tatapan sinis dan berbagai perbuatan tidak menyenangkan lainnya. Entah bagaimana perasaan teman saya dan rekan-rekannya, saya hanya bisa berdo'a agar Alloh menganugerahkan kepada mereka kesabaran dan memberkahi usaha mereka, serta memberi hidayah kepada para siswa agar bisa menjadi pribadi penebar manfaat, menjadi sebab tersebarnya keberkahan di bumi manapun yang mereka pijak. Amiin..

Di awal-awal perjalanan saya berkecimpung di dunia beladiri, mungkin saya agak heran dengan pernyataan salah seorang guru kun tao saya yang mengatakan bahwa tidak semua ilmu dan jurus yang seorang guru miliki akan dia ajarkan kepada muridnya. Paranoid, mungkin itulah cap saya kepada para guru yang masih berpikiran seperti itu. Tapi setelah mendengar kisah dari teman saya di awal tulisan ini, saya baru sadar mungkin itulah sebabnya para guru-guru silat dan beladiri lainnya lebih memilih membawa sebagian jurusnya ke liang lahat dibanding mewariskannya kepada orang yang tidak berhak.

Diakhir tulisan ini saya menasehatkan bagi diri saya pribadi dan semua orang yang belajar beladiri dan berbagai bidang ilmu lainnya, hormati guru-mu, hargai jasa-jasa mereka, berakhlaq-lah kepada mereka akhlaq yang baik. Mudah-mudahan dengan sebab tersebut, pintu-pintu kebaikan akan terbuka bagi kalian..


No comments: