Bagi saya, tidak ada kata yang lebih ringkas utk mendefinisikan beladiri selain kata “beladiri” itu sendiri. Yup, beladiri adalah beladiri, sebuah penemuan fenomenal yang digunakan untuk membeladiri. Beladiri bukan sekedar ilmu yang digunakan untuk membela bayi2 manis berbibir tipis (belaindri), bukan pula tools keren yang ada diantara dua gading gajah (belalai), bukan pula negeri asalnya Van Basten (belanda), apalagi tempat menggantung baju (belakang pintu). Beladiri adalah beladiri itu sendiri.
Tapi apakah semua jurus yang diajarkan dalam beraneka ragam aliran seni beladiri bisa dipakai dalam pertarungan jalanan??
Ehm.. Bisa ya.. Bisa tidak.
Saya berprasangka baik kepada semua pendekar dan pelatih beladiri, bahwa tidak mungkin mereka membuat jurus yang tidak berguna dan tidak bisa dipakai dalam pertarungan. Dan sudah sepantasnyalah bagi orang-orang yang menginginkan kebaikan bagi dunia dan akhiratnya untuk meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat terlebih lagi bermaksiat kepada Alloh. Untuk apa mereka menghabiskan waktu untuk mengarang-ngarang jurus, kalo toh “jurus palsu” tersebut malah hanya akan mendatangkan bahaya bagi muridnya. Bahaya?? Tentu saja bahaya, gimana coba kalo seorang murid (apalagi orang yang baru belajar beladiri) dihadapkan dalam kondisi pertarungan jalanan lalu dia menggunakan “jurus palsu” tersebut.. Saya yakin tindakan mengarang-ngarang “jurus palsu” adalah perbuatan orang kurang kerjaan, bukan seniman beladiri yang jujur dalam mengajarkan ilmunya.
Yup, semua jurus beladiri (Insya Alloh) bisa dipakai dalam kondisi pertarungan jalanan ( paling tidak bisa dipakai oleh pendekar yang membuatnya) tapi belum tentu semua jurus tersebut cocok semua orang dan semua keadaan. Oleh karena itu, tugas kita semua untuk belajar dan berlatih untuk mengetahui jurus mana yang cocok untuk kita dan dalam keadaan bagaimana jurus tersebut bisa digunakan..
Mudah-mudahan bermanfaat..
Artikel ini saya dedikasikan untuk Calfienz
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment